Malam
minggu hanya di rumah saja. Ingin keluar jalan-jalan tapi rasanya malas. Di kamar
sambil tiduran dengan memegang remot TV dan
tidak lupa selalu memencet angka-angka yang ada untuk mencari acara TV yang
menarik, akan tetapi tidak ada acara yang menurut saya menarik.
Sepertinya
ini efek dari beban pikiran karena belum menemukan orang yang tepat untuk jadi
teman hidup. Sudah berusaha kesana kemari, akan tetapi…belum menemukan yang
ingin serius… sangat berbeda di waktu berusia 20-an, cari pacar tidaklah sulit…
kok sekarang cari pasangan hidup begitu sulit yah?
Akhirnya
saya memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur, membuka laptop kemudian
silaturahmi kerumah mbah google. Sepertinya mbah google yang dapat menemaniku malam ini. Ku ketik di search
engine mbah google “jodoh tak kunjung datang”. Finally, saya
menemukan sebuah artikel yang menarik yang berisikan nasihat-nasihat untuk
orang seperti saya. Apakah teman-teman ingin membacanya? Silahkan…..
Sebagai orang beriman,
salah satu hal yang harus kita yakini bahwa hanya Allah swt yang menentukan
jodoh kita. Bahwa kita dilahirkan bersamaan dengan ketetapan jodoh yang terbaik
menurut Allah swt. Di dalam doa-doa kita, khususnya bagi yang belum menikah,
selalu terungkap doa agar Allah swt menyegerakan jodoh di dunia yang fana ini.
Lalu bagaimana jika jodoh tak kunjung tiba? Padahal hampir setiap saat, kita
selalu memintanya kepada Allah swt, Sang Maha Kaya dan Pencipta segala sesuatu.
Tapi mengapa jodoh tetap tak kunjung datang?
Kalau sudah begini,
jangan pernah sekalipun terlintas dalam pikiran kita, untuk berprasangka buruk
kepada Allah swt. Na’udzubillah min dzaalik. Justru, kita harus instropeksi
pada diri sendiri. Sudahkah kita melakukan ikhtiar untuk menjemput jodoh yang
sesuai dengan cara-cara Rasulullah saw? Berikut beberapa nasehat tentang jodoh
yang tak kunjung tiba dari Ust. Ihsan Hakim
1. Niat yang
Baik
Niat yang baik maksudnya
jika hendak melakukan sesuatu, tidak cukup hanya sekedar niat. Tetapi harus
diikuti dengan langkah-langkah atau perbuatan yang akan mewujudkan niat
tersebut. Jadi, kalau memang kita ingin menjemput jodoh, maka lakukanlah
perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan hal itu. Salah satunya, mencari ilmu
tentang jodoh atau misalnya menabung untuk biaya pernikahan.
2. Mengubah
Pemahaman
Selama ini ikhwan
memiliki hasrat untuk menjemput jodoh. Bagaimana kalau jodoh yang mencari
ikhwan? Begitu juga dengan akhwat, yang memiliki kecenderungan menunggu jodoh.
Ternyata tidak ada salahnya kalau akhwat berinisiatif menjemput jodoh. Ikhwan
yang ingin jodoh menjemput dirinya, maka harus melakukan perbaikan diri,
seperti meningkatkan keilmuan dan keshalihan. Begitu juga dengan akhwat yang
ingin menjemput jodoh. Salah satunya adalah menabung. Karena jaman sekarang
tidak hanya ikhwan yang wajib menanggung beban biaya pernikahan. Tapi akhwat
juga punya tanggung jawab. Kita tahu bagaimana, Siti Khadijah yang tertarik
lebih dulu kepada Muhammad. Waktu itu beliau belum mendapat tugas kerasulan.
Tapi karena keluhuran akhlaknya, maka Khadijah pun ingin menjadikan Muhammad
sebagai suaminya. Soal biaya, jelas Khadijah mampu karena dia seorang janda
yang kaya raya. Kondisi sekarang, ikhwan banyak yang sudah siap secara fisik
dan keilmuan, tapi dana belum mencukupi. Karena itu tidak ada salahnya kalau
akhwat juga menabung dan turut menanggung biaya pernikahan.
3. Meminta
bantuan orangtua, keluarga atau orang lain.
Selama ini orangtua
selalu menanyakan kapan kita akan menikah. Sekarang kita balik dengan meminta
orangtua untuk mencarikan jodoh buat kita. Bisa juga meminta bantuan saudara,
atau teman. Tentunya mereka yang dimintai bantuan sudah paham dengan kriteria
jodoh yang kita inginkan. Atau, kita membantu orang lain untuk menjemput jodoh.
Karena ada hadits yang menyatakan, muslim yang baik adalah yang bermanfaat bagi
muslim lainnya. Insya Allah dengan banyak membantu orang lain untuk menjemput
jodohnya, maka Allah swt akan menyegerakan bertemu dengan jodoh kita.
4. Berdoa
Kalau selama ini kita
sering berdoa untuk kebaikan diri sendiri, maka cobalah untuk mendoakan orang
lain. Doakan orang lain agar dimudahkan untuk menjemput jodohnya. Karena jika
seseorang mendoakan orang lain, yang orang tersebut tidak mengetahui kalau dirinya
didoakan, maka para malaikat akan mendoakan hal yang sama untuk orang yang
mendoakan.
5. Tawakal
Serahkan segalanya
kepada Allah swt. Tawakal itu harus berkhusnuzhon kepada Allah swt. Ada dua
kehendak Allah yang harus kita yakini. Kehendak qauniyah dan syar’i. Pada
dasarnya, Allah swt menghendaki kita menikah. Karena menikah merupakan
perbuatan baik. Tidak mungkin Allah menjerumuskan kita kepada hal-hal yang
tidak baik. Tapi kehendak qauniyah kita sendiri membuat kita malas, tidak
membuka diri, ada yang datang tapi kita menolak. Inilah kehendak qauniyah kita.
Ketika kita sudah sangat berhati-hati menaiki atap rumah namun akhirnya terjatuh juga, maka ini adalah kehendak syar’i Allah swt. Tapi ketika kita tidak berhati-hati lalu terjatuh, ini adalah kehendak qauniyah.
Kaitannya dengan menikah, kita sudah meniatkan untuk itu dan merasa sudah tawakal kepada Allah swt. Tapi ternyata, kita lebih sering tidak khusnuzhon kepada Allah swt. Padahal Allah swt selalu menginginkan segala kebaikan kepada kita. Hanya kita tidak menyikapi kebaikan Allah swt itu dengan baik.
Ketika kita sudah sangat berhati-hati menaiki atap rumah namun akhirnya terjatuh juga, maka ini adalah kehendak syar’i Allah swt. Tapi ketika kita tidak berhati-hati lalu terjatuh, ini adalah kehendak qauniyah.
Kaitannya dengan menikah, kita sudah meniatkan untuk itu dan merasa sudah tawakal kepada Allah swt. Tapi ternyata, kita lebih sering tidak khusnuzhon kepada Allah swt. Padahal Allah swt selalu menginginkan segala kebaikan kepada kita. Hanya kita tidak menyikapi kebaikan Allah swt itu dengan baik.
6. Amalan
Puasa sunnah. Tapi
jangan niat puasa sunnah untuk menjemput jodoh. Tetap niatkan untuk beribadah
kepada Alah.
Sholat tahajjud dan banyak berdoa kepada Allah swt. Dibolehkan menyebutkan amalan-amalan yang sudah dilakukan dalam doa kita. Misal, Ya Allah semoga amal puasa yang sudah hamba lakukan, dapat menyegerakan jodoh yang terbaik menurut Engkau. Banyak Istighfar. Banyak berinfaq. Dan jangan pernah berputus asa. “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila Dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa". (Qs. al-Israa:83)
Karena berputus asa akan membuat kita terputus dari rahmat Allah swt. Putus asa sering dipicu karena kita memiliki sedikit saja prasangka buruk kepada Allah swt. Misalnya, seorang akhwat sudah merasa Allah swt menjadikan dia perawan tua, karena hingga usia yang sudah cukup matang, jodoh masih tak kunjung tiba. Maka Allah pun menjadikannya seperti itu. Namun jika dia optimis, Allah swt pasti akan menolongnya.
Sholat tahajjud dan banyak berdoa kepada Allah swt. Dibolehkan menyebutkan amalan-amalan yang sudah dilakukan dalam doa kita. Misal, Ya Allah semoga amal puasa yang sudah hamba lakukan, dapat menyegerakan jodoh yang terbaik menurut Engkau. Banyak Istighfar. Banyak berinfaq. Dan jangan pernah berputus asa. “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila Dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa". (Qs. al-Israa:83)
Karena berputus asa akan membuat kita terputus dari rahmat Allah swt. Putus asa sering dipicu karena kita memiliki sedikit saja prasangka buruk kepada Allah swt. Misalnya, seorang akhwat sudah merasa Allah swt menjadikan dia perawan tua, karena hingga usia yang sudah cukup matang, jodoh masih tak kunjung tiba. Maka Allah pun menjadikannya seperti itu. Namun jika dia optimis, Allah swt pasti akan menolongnya.
Jadi intinya bagaimana
kita menyikapi jodoh yang tak kunjung tiba adalah jangan pernah sedikit pun
kita berprasangka buruk kepada Allah swt. Dalam hadits qudsi Allah swt
berfirman, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku”. [HR Muslim 4849]
Semoga berguna dan
bermamfaat walau artikel ini lari dari topic
judul blog ini “belajar bahasa Inggris online”. Hehehe
Penulis:
Ustadz Ihsan Hakim
Sumber: dtjakarta.or.id